Pilkada serentak 2024 di Nanggroe Aceh Darussalam akan menjadi ajang penentuan pemimpin yang mampu membawa perubahan di wilayah yang memiliki status khusus ini. Dengan total 23 kabupaten/kota, masyarakat Aceh akan memberikan suaranya untuk memilih pemimpin yang dapat merangkul aspirasi dan kebutuhan mereka. Pada 27 November 2024 nanti, warga Aceh akan memiliki kesempatan untuk memilih kepala daerah yang bisa membawa provinsi ke arah yang lebih baik.
Menjadi gubernur atau bupati di Nanggroe Aceh Darussalam berarti memimpin wilayah yang memiliki otonomi khusus, di mana Syariat Islam menjadi pedoman utama. Pemimpin daerah perlu menyeimbangkan antara kepentingan agama dan pembangunan, dengan APBD yang cukup besar di kisaran Rp 17 triliun. Tantangan yang dihadapi termasuk pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, serta pengelolaan sumber daya alam.
Meski tantangan yang dihadapi besar, kepala daerah di Aceh memiliki peluang besar untuk memanfaatkan potensi pertanian, perikanan, dan perkebunan. Dengan posisi strategis di pintu masuk Selat Malaka, sektor perdagangan juga dapat dikembangkan. Selain itu, sektor pariwisata, terutama wisata religius dan alam, memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian.
VISI-MISI
Aceh memiliki geografi yang beragam, dengan pantai yang luas, dataran rendah, serta pegunungan. Daerah ini juga kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi, gas, dan pertanian. Wilayah ini dikenal dengan budaya Islam yang kuat dan dihuni oleh suku Aceh, Gayo, Alas, dan beberapa komunitas lainnya.
Ekonomi Aceh didorong oleh sektor pertanian, perkebunan, perikanan, serta minyak dan gas bumi. Industri pengolahan dan perdagangan juga menjadi pilar penting.
Aceh berpenduduk sekitar 5,4 juta jiwa, mayoritas dari suku Aceh dan Gayo. Islam adalah agama utama, dan Syariat Islam menjadi pedoman hukum provinsi ini.
- Pendidikan: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di pedesaan.
- Infrastruktur: Keterbatasan akses jalan dan jaringan komunikasi.
- Kesehatan: Penyebaran fasilitas kesehatan yang belum merata.
- Ketenagakerjaan: Tingkat pengangguran yang cukup tinggi.
- Jaminan Sosial: Perlindungan bagi keluarga miskin.
- Pertanian/Perikanan: Tantangan modernisasi pertanian dan pembatasan akses ke pasar.
JARINGAN POLITIK
Politik di Aceh amat kental dengan kearifan yang mewujud pada keberadaan partai lokal. Pendirian partai lokal di Aceh merupakan salah satu butir perjanjian perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia. Partai Aceh menjadi wadah politik bagi para eks GAM.
Partai lokal tidak hanya pelengkap, tapi benar-benar memegang kekuasaan. Pada tahun 2009, Partai Aceh memenangkan hampir 50 persen suara. Di tahun 2024, Partai Aceh meraih 22 dari 81 kursi DPRD Aceh. Ketuanya, Muzakir Manaf, pernah menjabat Wakil Gubernur dan dikabarkan maju dalam Pilgub Aceh tahun ini. Dominasi ini terlihat dari hasil Pileg DPRA ACEH berikut
-
Partai Aceh: 683.768 suara
-
Partai Golkar: 328.369 suara
-
Partai PKB: 310.247 suara
-
NasDem: 263.859 suara
Sementara partai di level nasional yang berhasil menguasai adalah Golkar dengan 594.213, dan PKB sebanyak 587.783 suara.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh dukungan mayoritas di Aceh sebanyak 2.369.534, disusul Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memperoleh suara 787.024 di Aceh, kemudian terakhir Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebanyak 64.677.
Selain tokoh politik lokal, kandidat perlu menjaring tokoh masyarakat setempat. Aceh bermasyarakat secara hierarkis dan amat mematuhi tokoh masyarakatnya. Beriku contoh tokoh masyarakat Aceh yang harus dipetakan.
- Ulama dan Tokoh Agama: Sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
- Aktivis Perdamaian: Tokoh yang mendorong rekonsiliasi pasca-konflik.
- Tokoh Suku Lokal: Memiliki pengaruh di berbagai wilayah etnis.
PROGRAM KAMPANYE
Masyarakat Aceh sangat menghargai komunikasi berbasis agama dan adat. Mereka cenderung terbuka dengan kandidat yang memiliki pendekatan yang tulus dan mampu menjalin dialog langsung.
Berikut jenis program pendekatan ke masyarakat yang efektif diselenggarakan untuk menggalang dukungan rakyat Aceh.
- Majelis Taklim: Mengadakan pertemuan berbasis agama di masjid.
- Pelatihan Kerja: Memberi keterampilan pertanian dan perikanan.
- Pemeriksaan Kesehatan Gratis: Penyuluhan kesehatan di desa terpencil.
Media lokal cukup kuat di Aceh dengan banyaknya koran dan radio, serta portal berita online yang berfokus pada isu provinsi.
- Serambi Indonesia: Koran terbesar di wilayah Aceh.
- Tribun Aceh: Portal berita populer dengan cakupan luas.
- RRI Aceh: Radio nasional yang memiliki jangkauan besar.
Praktik politik uang di Aceh sering dilakukan secara tradisional. Edukasi pemilih dan pengawasan ketat selama kampanye diperlukan untuk memastikan transparansi.