Dengan berakhirnya karier 19 tahun di PDI Perjuangan dan akan lengsernya sebagai presiden, Joko Widodo menatap target baru. Jokowi menarget mengambil kendali Golkar.

Langkah ini perlu untuk menjaga keberlanjutan agendanya di periode 2024-2029. Putranya memang menjadi Wakil Presiden. Namun pentingnya keberadaan parpol sebagai penyelenggara agenda politik sedang tak ia miliki.

Dari semua partai pendukung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Golkar menjadi opsi terbaik bagi Jokowi. Sejak resmi bergabung ke pemerintahan, Jokowi terlihat lebih mesra dengan Golkar dibanding partai aslinya PDI Perjuangan. Agenda Jokowi di Golkar juga terakomodir, misalnya dalam menentukan ketua umum di tahun 2017.

Jokowi juga dikabarkan segera menjadi anggota Golkar. “Yang pentingkan Pak Jokowi tadi suasana kebatinan oke, pernanan Pak Jokowi oke. Kalau sudah tidak ada masalah di sini, berarti kalau begitu tinggal kita tunggu peresmian,” kata Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar Idrus Marham, Jumat (26/4).

Namun tanpa status presiden yang akan usai Oktober 2024 nanti dan agenda yang masih ada, Jokowi perlu memastikan kepentingan politiknya berlanjut. Status “Mantan Presiden” tak akan berarti apapun. Suara di DPR serta posisi di kabinet adalah kekuatan kunci, dan keduanya hanya dimiliki partai politik.

Jokowi sejatinya punya kedekatan khusus dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Persentase perolehan suara Golkar di Pileg 2024 naik dari yang sebelumnya 12,31 persen menjadi 15 persen menjadi prestasi kepemimpinan Airlangga. Dukungan internal cukup aman, dan Munaslub Golkar pada Desember 2024 nanti hampir pasti menempatkan kembali Airlangga di posisi ketua umum.

Sejak deklarasi pencapresan Ganjar pada Mei 2023, Megawati Soekarnoputri dan Jokowi tak pernah bertemu. Megawati menunjukkan gelagat marah. Karier Jokowi sebagai kader PDIP dianggap tamat.

Majalah Tempo edisi Maret 2024 mengungkap bahwa calon pesaing Airlangga adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Ketiganya punya kepentingan yang sama untuk melengserkan Airlangga. Bahlil menyebut dirinya mengantongi restu Jokowi dan siap memberikan posisi terhormat. Namun wacana lain muncul: Jokowi sendiri yang akan menjadi ketua umum Golkar.

Airlangga tidak akan semudah itu menyerah dengan segala jenis skenario pengambilan Golkar oleh Jokowi. Upaya lobi ke tokoh senior dan pengurus tingkat provinsi ia lakukan.

Meski aman, Airlangga tidak bisa berhadapan dengan Jokowi apalagi sebelum lengser sebagai presiden di Oktober 2024. Airlangga perlu menunjukkan dirinya tetap setia dengan gagasan keberlanjutan yang menjadi kehendak Jokowi. Misalnya dengan menggelar uji coba makan siang gratis lewat kantornya Kemenko Perekonomian.

Selain itu, Airlangga juga perlu mengamankan diri berupa jalinan komitmen dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Airlangga terus menunjukkan diri bahwa Golkar adalah pendukung terbesar Prabowo - Gibran. Komitmen presiden terpilih inilah yang nantinya bisa membantu Airlangga bertahan di Munaslub.